Rasa Terlarang

Rasa ini tumbuh didalam canda
Bersatu bersama tangis
Dan tersenyum diatas luka
melihatmu tertawa adalah tontonan favoritku
mendengar suaramu bagaikan musik kehidupan bagiku
serta senyumanmu adalah potret kehidupan yang paling indah
wajahmu tak rupawan bagai malaikat yang turun dari langit ketujuh
tak juga bagai iblis rupawan yang di lempar kebumi
tapi wajahmu bagai pahatan terindah yang pernah aku lihat
kau yang mengajariku tentang arti pengorbanan
tentang cara merelakan cinta
dan cara mengubur perasaan ini di ruang hampa tanpa kehidupan
rasa terlarang yang tak pernah aku inginkan
rasa yang akan membuat persahabatnku dengannya hancur
rasa yang aku laknat karena aku mencintai pacar sahabatku sendiri
aku hanya akan tetap disini
menatapmu dari kejauhan sejauh daun tertiup angin
merasakan kehadiranmu seperti angin yang berhembus lalu
walau sakit yang aku dapat
kan ku terima kenyataannya
kenyataan pahit tentang kebahagiaanmu dengan sahabatku sendiri
kenyataan pahit bahwa kau tak akan pernah melihat kearahku
karena senyuman indah yang terukir diwajahmu adalah semangat hidupku
semangat yang akan terus tumbuh seperti perasaan yang aku rasakan terhadapmu

Dirimu Canduku

Setiap detik jantungku berdetak
Ada jalinan rasa yang sulit terucap dan hanya dapat aku pendam
Setiap waktu yang berjalan hanya mampu membuat hati ini semakin terpuruk
Melihatmu menjauh dan pergi membuat hati ini sesak di dada ini
Tatapan punggung yang kau berikan seolah memberikan tatapan keras pada batinku
Mengertikah engkau setiap aliran di nadiku sudah terisi olehmu
Haus mataku ini ingin selalu melihatmu tersenyum dan tertawa
Tapi aku tak bisa
Aku harus memendam semua itu
Aku sudah melangkah ke jalan yang salah
Jalan dimana seharusnya aku tak berada
Jalan yang membuat dirimu pergi meninggalkanku
Membuatku jatuh dan benar-benar terpuruk
Kau bagaikan candu bagiku
tapi dengan bodohnya aku melepaskanmu begitu saja
Taukah kamu
Aku selalu memasang topeng bahwa diriku baik-baik saja
Tapi apakah kau tau
Semua tanpamu tak akan pernah baik-baik saja